TUGAS II
LEADERSHIP
DI SUSUN
O
L
E
H
SIPRIANUS BERTIAN METE
181201387
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN
TEKNIK INFORMATIKA KOMPUTER
(STIMIKOM) STELLA MARIS
SUMBA
T/A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa. Atas Hikmat dan RahmatNya,sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Mata kuliah Leadership Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan
terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyeselesaikannya
makalah ini.
Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..... I
DAFTAR ISI................... II
BAB I PENDAHULUAN 1
A.
Latar
Belakang Masalah................ 1
B.
Rumusan
Masalah............................... 1
C.
Tujuan.................. 1
D.
Manfaat................ 1
BAB II PEMBAHASAN. 2
A.
Kajian
Masalah... 2
B.
Signifikansi
dan Keunikan Penelitian.............. 2
C.
Keunikan
Penelitian ............. 3
BAB III PENUTUP......... 4
A.
Kesimpulan.......... 4
B. Saran..................... 4D
AFTAR PUSTAKA............ 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalahan
Konflik pasca pilkada di Kabupaten Sumba
Barat Daya sebagaimana yang dilaporkan Harian Pagi Timor Express edisi 31
Agustus 2014, akhirnya menelan korban jiwa. Dalam Headline artikel beritanya
yang berjudul Pilbup SBD Makan Korban, Harian Pagi Timor Express melaporkan
peristiwa ini disebabkan oleh bentrokan yang terjadi antar pendukung pasangan
calon.
B. Rumusan Masalah
Suhu politik pasca pilkada SBD yang kian
memanas ini tentu tidak hanya diributkan oleh para elit partai dan massa
pendukung saja. Keberadaan pers lokal pun turut andil dalam memaknai peristiwa
hingga pada mencetuskan resolusi konflik. Beragam statement politik pihak yang
pro dan kontra dari kedua pasangan bupati turut menyeruak ke ruang publik,
mengisi ruang-ruang kosong disetiap kolom media massa menggambarkan
kecenderungan politik
C. Tujuan
Petarungan retorika para elit yang
berkepentingan ini ketika disajikan oleh media massa menunjukan pers lokal
dalam peranannya sebagai pengawas kepentingan public sebagai institusi
komunikasi massa, pers memegang peranan strategis untuk menciptakan kondisi
sosial dan kultural
D. Manfaat
pemaknaan realitas yang berbeda sehingga
mempengaruhi proses produksi teks berita. Hal inilah yang mendasari peneliti
memilih SKH Pos Kupang dan Harian Pagi Timor Express, dimana dalam setiap
pemberitaannya terdapat sejumlah perbedaan pengemasan dan frame yang
ditunjukkan keduanya. Dalam konteks peliputan konflik pasca pilkada Sumba Barat
Daya, baik Pos Kupang maupun Timor Express mengemas berita dengan beberapa
cara, seperti meletakkannya di judul berita (heading), pada foto, keterangan
foto, atau pada kalimat-kalimat pembuka berita (leads). Teknik ini dilakukan
untuk membantu pembaca mengenali dengan cepat misi yang dikehendaki oleh kedua
media ini dalam pemberitaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Masalah
Netralitas pers lokal dalam pilkada tentunya tak lepas dari bagaimana
setiap media memaknai dan mendefenisikan realiatas yang ada. Alhasil peristiwa
yang sama dapat ditampilkan secara berbeda, tergantung dari bagaimana media
membingkai peristiwa itu. Ambil contoh kirsruh pilkada Sumba Barat Daya terkait
pelantikan pasangan calon MDT-DT sebagai bupati dan wakil bupati terpilih Sumba
Barat Daya, yang berujung tarik ulur kepentingan para elit dalam pemberitaan
SKH Pos Kupang dan Harian Pagi Timor Express. Harian Pagi Timor Express dalam
artikel beritanya edisi Jumat, 27 September 2013 menampilkan realitas bahwa
berkas pengajuan pelantikan MD TDT sudah lengkap dibuat oleh DPRD SBD dan
diantar langsung ke gubernur oleh wakil ketua DPRD SBD.
B. Signifikansi dan Keunikan Penelitian
Penelitian ini menjadi penting dilakukan
mengingat peran pers lokal sebagai aktor strategis dalam pesta demokrasi,
dimana pers merupakan pelaku mediasi yang menjadi agen pembentuk opini bahkan
pemihakan pada salah satu kepentingan politik yang berkompetisi. Sebagai
institusi yang bertugas menyampaikan informasi dan mendidik kesadaran politik
masyarakat, netralitas mediasi pers lokal memang menjadi masalah pelik. Di satu
sisi, pers 16 lokal dituntut untuk bersikap netral atas pemberitaannya mengenai
isu isu pilkada langsung. Di sisi lain, pers lokal juga dituntut untuk
senantisa bersikap kritis dan transparan terhadap segala bentuk penyimpangan
yang mungkin berlangsung selama masa kampanye dan pasca pemilihan.
Begitupun ketika pilkada berbuntut konflik,
pers lokal sejatinya menjadi agen penting dalam mencanangkan resolusi konflik.
Resolusi konflik sendiri menurut Weitzman & Weitzman (dalam Rahmantyo 2012:
17) adalah sebuah tindakan pemecahan masalah bersama (solve a problem
together). Sementara bagi Mindes (dalam Rahmantyo 2012: 17) resolusi konflik
merupakan kemampuan untuk menyelesaikan perbedaan dengan yang lainnya dan
merupakan aspek penting dalam pembangunuan sosial dan moral yang memerlukan
keterampilan dan penilaian untuk bernegoisasi, kompromi serta mengembangkan
rasa keadilan. Dengan demikian, menurut Armando dkk (2011: 08) media diharapkan
bukan sekedar mewartakan peristiwa, apalagi memprovokasi, namun mengambil
pilihan yang mendorong masyarakat untuk mengambil respon non-kekerasan terhadap
konflik. Media mengupayakan perdamaian dengan membangun sikap kolektif khalayak
dan masyarakat luas untuk mendorong tercapainya resolusi konflik. Media
memobilisasi khalayak untuk bersama-sama terlibat dalam upaya meredam
C. Keunikan Penelitian
penelitian adalah dari sisi perspektif
teoritis, peneliti menguraikan relevansi media dalam pilkada sebagai hasil dari
demokrasi yang prosedural, serta dampak yang ditimbulkan dengan adanya
pemilihan langsung kepala daerah sesuai Undang-Undang No.32 Tahun 2004 pada sejumlah
pemberitaan media massa. Sementara dari sisi subjek penelitian, peneliti ingin
melihat bagaimana ideologi Kompas dan Jawa Pos serta faktor kelompok dominan
hingga ideologi kesukuan yang masih kental di masyarakat NTT, mempengaruhi
pemberitaan SKH Pos Kupang dan Harian Pagi Timor Express terhadap konflik pasca
pilkada di Kabupaten Sumba Barat Daya. Hal ini mengingat faktor sosiologis dan
antropologis dapat membentuk suatu media lokal menjadi identitas masyarakat itu
sendiri.
Hal ini sebagai dampak dari peran media lokal
dalam menampilkan berbagai budaya, termaksud bagaimana SKH Pos Kupang dan
Harian Pagi Timor Express menampilkan masyarakat Kabupaten Sumba Barat Daya
dalam setiap pemberitaannya terkai konflik pasca pilkada yang di gelar 05 Agustus
2013 silam. Topik penelitian yang diangkat dalam penelitian ini yakni konflik
pasca pilkada Sumba Barat Daya (SBD) yang tergolong baru dalam sejumlah kisruh
pilkada yang pernah terjadi di Indonesia. Pilkada SBD berujung pada
dilakukannya pleno ulang rekapitulasi perhitungan surat suara karena diduga
terjadi penggelembungan suara. Peristiwa ini menjadi kontroversi karena belum
ada ketentuan hukum yang mengatur diadakannya pleno ulang dan peninjauan
kembali keputusan MK yang bersifat final dan mengikat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana SKH Pos Kupang dan
Harian Pagi Timor Express membingkai pemberitaan Konflik Pasca Pemilihan Umum
Kepala Daerah Sumba Barat Daya.
B. Saran
Memberikan pengetahuan terkait media dan
berita yang dilihat dari paradigma konstruksionis memperoleh pengetahuan
tentang konsep framing dan hubungannya dengan proses produksi berita.
DAFTAR PUSTAKA
Siprianusbertianmete
“Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global”, http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global, diakses pada 10 Februari 2016 pukul 10.27.
Nah, Sobat segitu dulu ya
pembahasan materi Daftar Pustaka yang kelengkapannya bisa banget dibaca dalam
fitur Belajar Pintar yang ada di aplikasi.
0 comments:
Posting Komentar